Sunday, March 15, 2009

Vaksin cause Autis

Setelah kesibukan Lebaran yang menyitawaktu, baru sekarang saya bisa dapat waktu luang membaca buku "Childrenwith Starving Brains" karangan Jaquelyn McCandless , MD yang diterjemahkandan diterbitkan oleh Grasindo. Ternyata buku yang saya beli di toko bukuGramedia seharga Rp. 50,000,-itu benar-benar membuka mata saya, dan sayang,sayang sekali baru terbit setelah anak saya Joey (27 bln) didiagnosa mengidapAutisme Spectrum Disorder. Bagian satu, bab 3, dari buku itu benar-benar membuatsaya menangis.Selama 6 bulan pertama hidupnya (Agustus 2001 –Februari 2002), Joeymemperoleh 3 kali suntikan vaksin Hepatitis B, dan 3 kali suntikan vaksin HiB.Menurut buku tersebut (halaman 54 - 55) ternyata dua macam vaksin yang diterimaanak saya dalam 6 bulan pertama hidupnya itu positif mengandung zat pengawetThimerosal, yang terdiri dari Etilmerkuri yang menjadi penyebab utama sindromAutisme Spectrum Disorder yang meledak pada sejak
awal tahun 1990an. Vaksin yangmengandung Thimerosal itu sendiri sudah dilarang di Amerika sejak akir tahun2001.Alangkah sedihnya saya, anak yang saya tunggu kehadirannya selama 6 tahun,dilahirkan dan divaksinasi di sebuah rumahsakit besar yang bagus, terkenal, danmahal di Karawaci Tangerang, dengan harapan memperoleh treatment yang terbaik,ternyata malah "diracuni" oleh Mercuri dengan selubung vaksinasi.Beruntung saya masih bisa memberi ASI sampai sekarang, sehingga Joey tidakmenderita Autisme yang parah. Tetapi tetap saja, sampai sekarang dia belum bicara, harus diet pantang gluten dan casein,harus terapi ABA , Okupasi,dan nampaknya harus dibarengi dengan diet supplemenyang keseluruhannya sangat besar biayanya.Melalui e-mail ini saya hanya inginmenghimbau para dokter anak di Indonesia , para pejabat di Departemen Kesehatan,tolonglah baca buku tersebut diatas itu, dan tolong musnahkan semua vaksin yangmasih mengandung Thimerosal. Jangan sampai (dan bukan tidak mungkin sudahterjadi) sisa stok yang tidak habis di Amerika Serikat tersebut diekspor denganharga murah ke Indonesia dan dikampanyekan sampai ke puskesmas-puskesmas seperticontohnya vaksin Hepatitis B, yang sekarang sedang giat-giatnya dikampanyekansampai ke pedesaan.Kepada para orang tua dan calon orang tua, marilah kita bersikap proaktif, danassertif dengan menolak
vaksin yang mengandung Thimerosal tersebut, cobalahbernegosiasi dengan dokter anak kita, minta vaksin Hepatitis B dan HiB yangtidak mengandung Thimerosal.Juga tolong e-mail ini diteruskan kepada mereka yang akan menjadi orang tua,agar tidak mengalami nasib yang sama seperti saya.Sekali lagi, jangan sampai kita kehilangan satu generasi anak-anak penerusbangsa, apalagi jika mereka datang dari keluarga yang berpenghasilan rendah yanguntuk makan saja sulit apalagi untuk membiayai biayaterapi supplemen, terapi ABA , Okupasi, dokter ahli Autisme (yang daftartunggunya sampai berbulan-bulan) , yang besarnya sampai jutaaan Rupiahperbulannya.Terakhir,mohon doanya untuk Joey dan ratusan, bahkan ribuan teman-temansenasibnya di Indonesia yang sekarang sedang berjuang membebaskan diri daribelenggu Autisme
( TRUE sTORY FROM SOMEONE

No comments:

Post a Comment